Kembalikan agamaku
Agamaku adalah kedamaian, agamaku adalah keindahan, agamaku selalu penuh cinta. Dari dahulu dan sampai kapanpun, ia akan selalu elok. Ia selalu bisa menyatukan perbedaan warna, kasta dan bahkan harta. Bisik agamaku selalu mendamaikan jiwa yang penuh amarah, itulah yang kulihat dari sejarah agamaku.
Namun, bagaimana keadaan agamaku di negeriku kini? Apakah ia akan menjadi abadi dengan catatan tinta emas sejarahnya? Rasannya tidak.
Para kaum yang mengaku pencinta agamaku di negeriku memang sangat bersih dari dosa – dosa. Sampai –sampai mereka memberi cap kotor terhadap mereka yang tersesat. Sekarang kita sama – sama tahu, bila ada satu di sisi yang benar dan yang lain di sudut terlarang, maka yang akan terjadi adalah pertentangan.
Yang benar merasa berhak mengutuk dan menghina terhadap mereka yang sesat, hanya karena merasa lebih benar, lebih berilmu dan beriman. Malah, mereka tentukan siapa yang ke Surga siapa ke Neraka. Mereka yang di sisi kegelapan merasa terpojokkan atas ulah kaum suci. Sebenarnya mereka tahu bahwa mereka salah, karena setanpun demikian. Tetapi, perut yang lapar tidak bisa mengenal teori, retorika. Sekalipun kebenaran sebuah agamaku. Memang itu tidakbisa dijadikan alasan atas tindakan yang keliru, alasan untuk ingkar. Tapi, bukankah kita diajarkan untuk memberi makan terlebih dahulu bila ingin berdakwah di kalangan gembel dan pengemis. Tapi yang menjadi masalah besar, mereka tidak melihat kedamaian, keindahan dan juga rasa cinta atas agama di negeriku. Semua itu karena kaum suci telah mengambil alih hak Tuhan.
Baiklah, bila kaum suci agama di negeriku ingin menjadi Tuhan. Tetapi, mereka tidak pemaaf seperti Tuhan, mereka tidak merangkul malah memukul dengan tongkat dan batu. Mereka merasa pantas melakukannya karena ada perintah tertulis yang dibuat Tuhan langsung khusus untuk mereka. Tapi kawan, apakah kalian tahu pelacur, pencopet dan penjahat kelas teri lainnya rindu akan kasih sayang, mereka ingin dipeluk oleh hangatnya cinta agama kita?
Penjahat memang harus diganyang, diperang. Tetapi, mengapa hanya yang mencuri uang receh yang diperangi, bahkan dibakar hanya karena mencuri ayam? Coba lihat di atas sana, mereka yang bersafari, berdasi dan bertopeng, telah membuat kelaparan berjuta orang, ada yang berani mengusik? Apakah itu sikap agama kita, sikap agama yang penuh kedamaian, agama yang penuh kecintaan? Sudah saatnya kitakembalikan agama kita. Karena aku ingin agamaku dikembalikan ke tempatnya yang mulia.
Terinspirasi dari syair indah K.H. Mustofa Bisri
No comments:
Post a Comment